OLEH:ADZAN SANJAYA
Pemasaran
dalam kegiatan pertanian memainkan peran ganda. Pertama, berperan
sebagai sumber terbentuknya harga produk pertanian, yang mempertemukan
kepentingan produsen dengan konsumen. Kedua, menjadi media
perpindahan fisik dari titik produksi (petani atau produsen) ke tempat
pembelian (konsumen). Namun untuk dapat memainkan kedua peran tersebut
petani sering menghadapi beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut
diantaranya;
- kesinambungan produksi
sala
satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil pertanian
berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu pertama,
volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha kecil (small scale
farming). Kedua, produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia
pada waktu-waktu tertentu. Ketiga, lokasi usaha tani yang
terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan
produksi. Keempat, sifat produksi pertanian yang mudah rusak, berat dan
memerlukan banyak tempat.
- kurang memadainya pasar
hal
iani berhubungan dengan cara penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga
cara penetapan harga jual produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga
yang berlaku, tawar-menawar, dan borongan. Pemasaran sesuai dengan
harga yang berlaku tergantung pada penawaran dan permintaan yang
mengikuti mekanisme pasar. Penetapan harga melalui tawar-menawar lebis
bersifak kekeluargaan, apabila tercapai kesepakatan anatara penjual dan
pembeli maka transakasiterlaksana. Praktik pemasaran dengan cara
borongan terjadi karena keadaan keuangan petani yang masih rendah.
- panjangnya saluran pemasaran
panjangnya
saluran pemasaran menyebabkanbesarnya biaya yang dikeluarkan, serta
ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedangang. Hal tersebut
cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya
yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai
dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui dari petani sampai
ke konsumen.
- rendahnya kemampuan tawar-menawar
kemampuan
petani dalam penawaran produk yang dihasilkan masih terbatas karena
keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada kecenderungan
produk-produk yang dihasilakan dijual dengan harga yang rendah.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan besar pada
umumnya adalah pihak pedagang.
- berfluktuasinya harga
harga
produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi bergantung dari
perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya
harga dapa terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu,
bahkan perhari, atau dapat terjadi dalam jangka panjang. Keadaan
tersebut menyebabkan petani sulit melakukan perencanaan produksi,
pedagang juga sulit dalam memperkirakan permintaan.
- kurangnya informasi pasar
informasi
pasar merupakan faktoe yang menentukan apa yang diproduksi, dimana,
mengapa, bagaimana, dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan
terbaik. Kondisi tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa
melalui perencanaan yang matang. Beitu pula pedagang tidak mengetahui
kondisi pasar dengan baik, terutama kondisi makro.
- rendahnya kualitas produksi
rendahnya kualitas produk yang diahasilkan karena penanganan yang dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini
timbul karena penanganan kegiatan mulai dari prapanen sampai panen
yang belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang diahsilakan
juga ditentukan pada kegiatan pascapanen, seperti melalui standarisasi
dan grading.
- rendahnya kualitas sumberdaya manusia
rendahnya
kualitas sumberdaya manusia di pedesaan tidak pula didukung oleh
fasilitas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk mulai dari
panen sampai pascapanen tidak dilakukan dengan baik. Disamping itu,
pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada praktek budidaya dan
belum mengarah kepada praktek pemasaran.
ππΌππΌ
BalasHapus