Jumat, 07 Agustus 2015

pameran potensi wk-bp3k gumbasa

Pameran potensi yang diadakan di area kantor BP3K Gumbasa ini, merupakan hasil kerjasama antara petani dan penyuluh yang ada di kecamatan gumbasa dan tanambulava. hal ini sangat membantu petani dalam memperkenalkan hasil-hasil usahanya, baik itu komoditi pangan, pangan olahan sampai pada kerajinan yang dihasilkan dari usaha-usaha kecil menengah.
alhamdulillah kegiatan ini sangat mendapatkan respon yang sangat besar dari kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang ada di wilayah kerja bp3k gumbasa. semoga ini adalah awal yang baik untuk penyuluh dalam membangun kerjasama dan menjembatani kemitraan petani dengan pelaku usaha.
Pameran potensi ini dilaksanakan pada tanggal 27 mei 2015 selama dua hari dan dibuka oleh kepala BP4K Kab.Sigi dan dihadiri oleh instansi-instansi yang sangat menunjang perkembangan pertanian, seperti Badan Ketahanan Pangan, BPTP, Bakorluh Prop-SUlteng, Babinsa se WK-BP3K Gumbasa, kepala-kepala BP3K se-Kab.Sigi, para ketua adat  dan distributor racun dan bibit.










Kamis, 06 Agustus 2015

kunjungan menteri pertanian RI

kunjungan menteri pertanian RI beserta rombongan di desa sibalaya barat pada tanggal 15 Juli 2015. dari hasil kunjungan ini, JITUT desa sibalaya barat ini ditetapkan sebagai percontohan yang ada di Sulawesi Tengah. semoga dengan terbangunnya Jaringan irigasi ini dapat meningkatkan produksi padi sawah yang ada di wilayah yang diairi oleh irigasi tersebut.



kunjungan DPRRI di Desa Sibalaya Barat

Kunjungan anggota komisi IV DPR RI di wilayah kerja BP3K gumbasa dalam meninjau kegiatan JITUT di Desa Sibalaya barat Kecamatan tanambulava pada tanggal 28 April 2015, alhamdulillah apresiasi yang besar diberikan kepada petani yang ada di WK-BP3K Gumbasa  dengan diberikannya 5 unit traktor dan 1 unit transplanting dari anggota tim DPR RI dapil jawa barat, semoga hal ini menjadikan inspirasi dan motivasi yang baik buat kelompok tani yang lain.





Senin, 23 Februari 2015

Pemberian penghargaan BP3K Teladan kedua pada tanggal 8 agustus 2014.
Pencapaian BP3K Gumbasa di Tahun 2014, alhamdulillah telah di hargai dengan dipilihnya BP3K Gumbasa sebagai BP3K Teladan Kedua di Kabupaten Sigi. semangat penyuluh dalam peningkatan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Gumbasa dan Tanambulava sangat tinggi, baik dalam perubahan pola pikir petani maupun kelengkapan data produksi dan produktivitas ditingkat lapangan.
semoga pemberian penghargaan tersebut dapat memacu semangat penyuluh yang ada di BP3K Gumbasa untuk bekerja lebih baik lagi. Harapan terbesar kami, BP3K Gumbasa dapat menjadi BP3K teladan tingkat Nasional, amiiinn......

 Acara serah terima Mesin Perontok Padi untuk kegiatan Optimalisasi Lahan sekaligus penandatanganan prasasti kegiatan Jaringan Irigasi Teknis (JITUT) untuk empat desa yang ada diwilayah kerja BP3K Gumbasa pada tanggal 24 September 2014, oleh Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan kabupaten Sigi beserta kepala BP4K Kab.Sigi.
 Semoga harapan dalam peningkatan produksi yang lebih tinggi dapat tercapai dengan bantuan ALSINTAN dan perbaikan Jaringan Irigasi Teknis Usaha Tani (JITUT) tersebut.

Kamis, 21 Agustus 2014

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


OLEH:JULIANA MATAN,S.HUT

 
Hutan menurut undang-undang nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kawasan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan sebagai sekumpulan ekosistem dimana saling berhubungan erat antara hutan dan lingkungan baik itu berupa pepohonan, benda-benda hayati dan non hayati, lingkungan pendukung (jasa) dimana semua yang ada diatas selalu saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Hutan secara keseluruhan merupakan kumpulan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Keanekaragaman hayati dalam suatu kawasan hutan alam terdapat beragam jenis pepohonan, umur yang beragam dan tingkat kerapatan yang tidak teratur dan pertumbuhan (riap yang berbeda)
Faktor-faktor penyebab kerusakan hutan yaitu sebagai berikut :
A. Segi biofisik
1. Illegal logging (Penebangan liar)
Terjadinya penebangan liar dalam suatu kawasan hutan semakin memicu terjadinya kereusakan hutan dan menurunnya/berubah fungsi hutan, walaupun penebangan liar telah dilarang selama bertahun-tahun oleh pemerintah setempat dan pihak militer, namun sekarang ini terdapat bahaya besar yang mengancam dengan merajalelanya pandangan “bebas bagi siapa saja” termasuk penduduk untuk menebang kayu sebanyak-banyaknya.
2. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia ini, karena keteledoran dari masyarakat itu sendiri yang tidak memperhatikan/tidak memperdulikan seperti membuang puntung rokok ke hutan dan lain-lain.
3. Perambahan hutan
Petani yang menanam tanaman tahunan perkebunan dapat mengakibatkan ancaman utama berupa kerusakan hutan yang diciptakan oleh petani kaya, imigran dan pengusaha dari kota yang mengubah hutan menjadi lahan penanaman tanaman keras yang menguntungkan. Hal ini menyebabkan semakin meluasnya perambahan sehingga melewati tata batas hutan yang telah ditetapkan untuk tidak dijadikan sebagai lahan pertanian atau perkebunan.
4. Program pembangunan
Program pembangunan yang mendayagunakan lahan hutan seperti sawah, transmigrasi (pemukiman), perkebunan, dan lain-lain sehingga hutan menjadi berubah fungsi dan akan berakibat buruk bagi lingkungan.
5. Serangan hama dan penyakit
Timbulnya ledakan hama secara besar-besaran akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga membuat hama dan penyakit ada yang menjadi kebal terhadap pestisida dan menyerang semua tumbuhan atau pepohonan yang ada dalam suatu kawasan hutan.
B. Segi manajemen
1. Kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada lingkungan misalnya, dalam penyusunan tata ruang, yang seharusnya suatu lahan itu adalah kawasan hutan, menjadi kawasan pertanian, pemukimam dan lain-lain.
2. Perencanaan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian hutan seperti pembangunan rumah dari batu merah, dimana pabrik batu merah berdiri di sekitar kawasan hutan, dimana pabrik itu menggunakan bahan bakar kayu yang diambil dari hutan sehingga masyarakat beramai-ramai menggunduli hutan untuk memenuhi kebutuhan pasokan kayu bakar dari pabrik batu merah.
3. Persepsi dan pemahaman masyarakat yang tidak tepat terhadap sumber daya hutan, dimana masyarakat lebih dominan menanam tanaman pertanian dari pada tanaman kehutanan karena waktu yang dibutuh kan oleh tanaman pertanian lebih cepat menghasilkan daripada tanaman kehutanan.
Ekosistem adalah suatu sistem dimana terdapat hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik) serta terdapat pula pertukaran/arus energi dan materi diantara organisme dengan lingkungan tersebut. Ekosistem terbagi dua yaitu : ekosistem alami yaitu hutan alam dan sungai, sedangkan ekosistem buatan antara lain waduk, lahan pertanian, pemukiman dan lain-lain. Ekosistem alami mempunyai kemantapan yang tinggi dibanding ekosistem buatan. Ciri-ciri dari ekosistem yaitu terjadinya hubungan ekologi dan sistem yang ada atau hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan dan membentuk suatu kesatuan.
Peran hutan dalam suatu sistem lingkungan
1. Fungsi lindung
Dalam suatu kawasan hutan mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengembalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
2. Fungsi produksi
Dalam suatu kawasan hutan mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan untuk kepentingan peningkatan devisa dan kesejahteraan masyarakat.
3. Fungsi konservasi (perlindungan)
Dapat dikatakan sebagai fungsi pemeliharaan dan pengawetan keanekaragaman hayati dan ekosistem yaitu hutan menjadi suatu kawasan konservasi yaitu kawasan dengan lingkungan yang baik, udara yang segar dan pemandangan yang indah seperti kawasan pelestarian alam (KPA) yang terdiri dari taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata. Kawasan suaka alam (KSA) terdiri dari cagar alam (CA), suaka marga satwa (SM), dan cagar biosfer (CB).
Pengaruh global di hutan tehadap sistem kehidupan
1. Pengaruh terhadap iklim
Hutam merupakan produsen terbesar dari oksigen dan Indonesia memiliki banyak hutan tropika basah sebagai penghasil terbesar oksigen.
2. Pengaruh terhadap curah hujan
Pengaruh hutan terhadap curah hujan sangat besar. Di negara-negara kepulauan, pengaruh curah hujan mencapai 60% dan di lautan 40%. Salah satu cara memperbaiki iklim kita adalah dengan memperbaiki hutan kita agar perubahan-perubahan iklim tidak terlalu variatif seperti mencairnya es di kutub, pemanasan global.
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
– Komponen-komponen pendukung yang mendukung fungsi tersebut seperti fungsi dari suaka alam misalnya eboni.
– Tanaman-tanaman lainnya yang merupakan asosiasi dari eboni tadi
Fauna / satwa yang ada di sekitar itu
– Mikroorganisme dan kesuburan tanah dalam kawasan hutan
– Pengaruh keanekaragaman hayati
– Kerusakan habitat
– Jalur-jalur migrasi dari fauna dalam hutan konservasi
Unsur-unsur terbesar dari kerusakan lingkungan yaitu :
1. Hutan
Perkiraan tidak resmi dari bank dunia menyatakan bahwa setiap tahunnya Indonesia kehilangan 1,5 juta Ha hutan selama 12 tahun terakhir dan apabila ini dibiarkan maka akan terjadi ketidakstabilan/ketidakseimbangan lingkungan yang akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
2. Pencemaran
Pencemaran sekarang menjadi marak di Indonesia, dimana limbah-limbah pabrik dibuang begitu saja tanpa memperhatikan dampak yang terjadi pada lingkungan.
3. Kemiskinan
Hal ini akan memicu kerusakan lingkungan semakin besar karena setiap orang akan berbuat apa saja demi sesuap nasi walaupun yang dilakukan ini adalah merusak lingkungan.

PERMASALAHAN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN

OLEH:ADZAN SANJAYA



Pemasaran dalam kegiatan pertanian memainkan peran ganda. Pertama, berperan sebagai sumber terbentuknya harga produk pertanian, yang mempertemukan kepentingan produsen dengan konsumen. Kedua, menjadi media perpindahan fisik dari titik produksi (petani atau produsen) ke tempat pembelian (konsumen). Namun untuk dapat memainkan kedua peran tersebut petani sering menghadapi beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut diantaranya;
  1. kesinambungan produksi
sala satu penyebab timbulnya berbagai masalah pemasaran hasil pertanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk pertanian, yaitu pertama, volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan skala usaha kecil (small scale farming). Kedua, produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu. Ketiga, lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan produksi. Keempat, sifat produksi pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak tempat.
  1. kurang memadainya pasar
hal iani berhubungan dengan cara penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku, tawar-menawar, dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku tergantung pada penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme pasar. Penetapan harga melalui tawar-menawar lebis bersifak kekeluargaan, apabila tercapai kesepakatan anatara penjual dan pembeli maka transakasiterlaksana. Praktik pemasaran dengan cara borongan terjadi karena keadaan keuangan petani yang masih rendah.
  1. panjangnya saluran pemasaran
panjangnya saluran pemasaran menyebabkanbesarnya biaya yang dikeluarkan, serta ada bagian yang dikeluarkan sebagai keuntungan pedangang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang harus dilalui dari petani sampai ke konsumen.
  1. rendahnya kemampuan tawar-menawar
kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilakan dijual dengan harga yang rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan besar pada umumnya adalah pihak pedagang.
  1. berfluktuasinya harga
harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi bergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapa terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu, bahkan perhari, atau dapat terjadi dalam jangka panjang. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit melakukan perencanaan produksi, pedagang juga sulit dalam memperkirakan permintaan.
  1. kurangnya informasi pasar
informasi pasar merupakan faktoe yang menentukan apa yang diproduksi, dimana, mengapa, bagaimana, dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Kondisi tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang matang. Beitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama kondisi makro.
  1. rendahnya kualitas produksi
rendahnya kualitas produk yang diahasilkan karena penanganan yang dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini timbul karena penanganan kegiatan mulai dari prapanen sampai panen yang belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang diahsilakan juga ditentukan pada kegiatan pascapanen, seperti melalui standarisasi dan grading.
  1. rendahnya kualitas sumberdaya manusia
rendahnya kualitas sumberdaya manusia di pedesaan tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk mulai dari panen sampai pascapanen tidak dilakukan dengan baik. Disamping itu, pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada praktek budidaya dan belum mengarah kepada praktek pemasaran.